APLIKASI MODULAR DALAM USULAN RANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS MENGGUNAKAN SLP DAN INTEGRASI PFA ( STUDI KASUS PADA PT.TAINAN ENTERPRISES INDONESIA CABANG
PT. Tainan Enterprises Indonesia cabang Cianjur memproduksi berbagai jenis pakaian jadi, dengan sistem make to order. Process layout digunakan antar stasiun kerja sedngkan product layout digunakan pada mesin-mesin sewing di dalam stasiun kerja sewing dan line persiapan. Masalah yang terjadi adalah pengaturan ulang tata letak lantai produksi secara terus menerus secara order disebabkan ketidakmampuan layout awal dalam menangani kompleksitas aliran material dengan tingkat variasi tinggi, serta menyebabkan besarnya tingkat material handling.
Modular Layout merupakan jenis tata letak yang dirancang untuk sebuah sistem produksi dengan tingkat variasi tinggi, prinsipnya adalah membangun sebuah jaringan dari module layout yng tiap modulnya memiliki karakteristik tipe layout tertentu. Karena satu tipe layout tidak dapat menggambarkan kompleksitas aliran pada fasilitas dengan banyak produk.
Dalam penelitian ini layout usulan dirancang ulang menggunakan modular dengan systematic layout planning (SLP) serta integrasi Production Flow Analysis (PFA), karena mengadopsi algoritma dan prinsip PFA ke dalam proses SLP dan menghilangkan dua keterbatasan SLP: (a) Ketidakmampuan menggunakan Product Routings sebagai input data, hanya menggunakan from to chart dan (b) ketidakmampuan dalam menghasilkan Hybrid layout yang mengkombinasikan Process dan Cellular Layout (Huang, 2003:3).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa modular layout menghasilkan 4 modul dan telah menurunkan jarak sebesar 26,5% dan OMH sebesar 16,4% dari layout awal. Dari segi flow complexity, layout usulan memiliki lebih sedikit dua aliran antar stasiun tidak berdekatan dibanding layout awal dan dari segi flexibility, layout usulan lebih fleksibel dibanding layout awal, desain modular menggunakan operation sequence sehingga tata letak dapat berfokus pada part, meskipun tingkat variasi produk tinggi layout tidak perlu berubah terus-menerus. Dan jika product mix berubah secara signifikan, maka perubahan dapat dilakukan dengan menghilangkan sebagian modul kemudian memasukan modulnya lainnya perlu merubah layout seluruhnya. Sehingga dapat dikatakan tata letak ususlan lebih efektif dan efisien dibanding tata letak awal dari segi OMH, flow complexity dan flexibility. PT. Tainan Enterprises Indonesia cabang Cianjur memproduksi berbagai jenis pakaian jadi, dengan sistem make to order. Process layout digunakan antar stasiun kerja sedngkan product layout digunakan pada mesin-mesin sewing di dalam stasiun kerja sewing dan line persiapan. Masalah yang terjadi adalah pengaturan ulang tata letak lantai produksi secara terus menerus secara order disebabkan ketidakmampuan layout awal dalam menangani kompleksitas aliran material dengan tingkat variasi tinggi, serta menyebabkan besarnya tingkat material handling.
Modular Layout merupakan jenis tata letak yang dirancang untuk sebuah sistem produksi dengan tingkat variasi tinggi, prinsipnya adalah membangun sebuah jaringan dari module layout yng tiap modulnya memiliki karakteristik tipe layout tertentu. Karena satu tipe layout tidak dapat menggambarkan kompleksitas aliran pada fasilitas dengan banyak produk.
Dalam penelitian ini layout usulan dirancang ulang menggunakan modular dengan systematic layout planning (SLP) serta integrasi Production Flow Analysis (PFA), karena mengadopsi algoritma dan prinsip PFA ke dalam proses SLP dan menghilangkan dua keterbatasan SLP: (a) Ketidakmampuan menggunakan Product Routings sebagai input data, hanya menggunakan from to chart dan (b) ketidakmampuan dalam menghasilkan Hybrid layout yang mengkombinasikan Process dan Cellular Layout (Huang, 2003:3).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa modular layout menghasilkan 4 modul dan telah menurunkan jarak sebesar 26,5% dan OMH sebesar 16,4% dari layout awal. Dari segi flow complexity, layout usulan memiliki lebih sedikit dua aliran antar stasiun tidak berdekatan dibanding layout awal dan dari segi flexibility, layout usulan lebih fleksibel dibanding layout awal, desain modular menggunakan operation sequence sehingga tata letak dapat berfokus pada part, meskipun tingkat variasi produk tinggi layout tidak perlu berubah terus-menerus. Dan jika product mix berubah secara signifikan, maka perubahan dapat dilakukan dengan menghilangkan sebagian modul kemudian memasukan modulnya lainnya perlu merubah layout seluruhnya. Sehingga dapat dikatakan tata letak ususlan lebih efektif dan efisien dibanding tata letak awal dari segi OMH, flow complexity dan flexibility. PT. Tainan Enterprises Indonesia cabang Cianjur memproduksi berbagai jenis pakaian jadi, dengan sistem make to order. Process layout digunakan antar stasiun kerja sedngkan product layout digunakan pada mesin-mesin sewing di dalam stasiun kerja sewing dan line persiapan. Masalah yang terjadi adalah pengaturan ulang tata letak lantai produksi secara terus menerus secara order disebabkan ketidakmampuan layout awal dalam menangani kompleksitas aliran material dengan tingkat variasi tinggi, serta menyebabkan besarnya tingkat material handling.
Modular Layout merupakan jenis tata letak yang dirancang untuk sebuah sistem produksi dengan tingkat variasi tinggi, prinsipnya adalah membangun sebuah jaringan dari module layout yng tiap modulnya memiliki karakteristik tipe layout tertentu. Karena satu tipe layout tidak dapat menggambarkan kompleksitas aliran pada fasilitas dengan banyak produk.
Dalam penelitian ini layout usulan dirancang ulang menggunakan modular dengan systematic layout planning (SLP) serta integrasi Production Flow Analysis (PFA), karena mengadopsi algoritma dan prinsip PFA ke dalam proses SLP dan menghilangkan dua keterbatasan SLP: (a) Ketidakmampuan menggunakan Product Routings sebagai input data, hanya menggunakan from to chart dan (b) ketidakmampuan dalam menghasilkan Hybrid layout yang mengkombinasikan Process dan Cellular Layout (Huang, 2003:3).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa modular layout menghasilkan 4 modul dan telah menurunkan jarak sebesar 26,5% dan OMH sebesar 16,4% dari layout awal. Dari segi flow complexity, layout usulan memiliki lebih sedikit dua aliran antar stasiun tidak berdekatan dibanding layout awal dan dari segi flexibility, layout usulan lebih fleksibel dibanding layout awal, desain modular menggunakan operation sequence sehingga tata letak dapat berfokus pada part, meskipun tingkat variasi produk tinggi layout tidak perlu berubah terus-menerus. Dan jika product mix berubah secara signifikan, maka perubahan dapat dilakukan dengan menghilangkan sebagian modul kemudian memasukan modulnya lainnya perlu merubah layout seluruhnya. Sehingga dapat dikatakan tata letak ususlan lebih efektif dan efisien dibanding tata letak awal dari segi OMH, flow complexity dan flexibility. PT. Tainan Enterprises Indonesia cabang Cianjur memproduksi berbagai jenis pakaian jadi, dengan sistem make to order. Process layout digunakan antar stasiun kerja sedngkan product layout digunakan pada mesin-mesin sewing di dalam stasiun kerja sewing dan line persiapan. Masalah yang terjadi adalah pengaturan ulang tata letak lantai produksi secara terus menerus secara order disebabkan ketidakmampuan layout awal dalam menangani kompleksitas aliran material dengan tingkat variasi tinggi, serta menyebabkan besarnya tingkat material handling.
Modular Layout merupakan jenis tata letak yang dirancang untuk sebuah sistem produksi dengan tingkat variasi tinggi, prinsipnya adalah membangun sebuah jaringan dari module layout yng tiap modulnya memiliki karakteristik tipe layout tertentu. Karena satu tipe layout tidak dapat menggambarkan kompleksitas aliran pada fasilitas dengan banyak produk.
Dalam penelitian ini layout usulan dirancang ulang menggunakan modular dengan systematic layout planning (SLP) serta integrasi Production Flow Analysis (PFA), karena mengadopsi algoritma dan prinsip PFA ke dalam proses SLP dan menghilangkan dua keterbatasan SLP: (a) Ketidakmampuan menggunakan Product Routings sebagai input data, hanya menggunakan from to chart dan (b) ketidakmampuan dalam menghasilkan Hybrid layout yang mengkombinasikan Process dan Cellular Layout (Huang, 2003:3).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa modular layout menghasilkan 4 modul dan telah menurunkan jarak sebesar 26,5% dan OMH sebesar 16,4% dari layout awal. Dari segi flow complexity, layout usulan memiliki lebih sedikit dua aliran antar stasiun tidak berdekatan dibanding layout awal dan dari segi flexibility, layout usulan lebih fleksibel dibanding layout awal, desain modular menggunakan operation sequence sehingga tata letak dapat berfokus pada part, meskipun tingkat variasi produk tinggi layout tidak perlu berubah terus-menerus. Dan jika product mix berubah secara signifikan, maka perubahan dapat dilakukan dengan menghilangkan sebagian modul kemudian memasukan modulnya lainnya perlu merubah layout seluruhnya. Sehingga dapat dikatakan tata letak ususlan lebih efektif dan efisien dibanding tata letak awal dari segi OMH, flow complexity dan flexibility. PT. Tainan Enterprises Indonesia cabang Cianjur memproduksi berbagai jenis pakaian jadi, dengan sistem make to order. Process layout digunakan antar stasiun kerja sedngkan product layout digunakan pada mesin-mesin sewing di dalam stasiun kerja sewing dan line persiapan. Masalah yang terjadi adalah pengaturan ulang tata letak lantai produksi secara terus menerus secara order disebabkan ketidakmampuan layout awal dalam menangani kompleksitas aliran material dengan tingkat variasi tinggi, serta menyebabkan besarnya tingkat material handling.
Modular Layout merupakan jenis tata letak yang dirancang untuk sebuah sistem produksi dengan tingkat variasi tinggi, prinsipnya adalah membangun sebuah jaringan dari module layout yng tiap modulnya memiliki karakteristik tipe layout tertentu. Karena satu tipe layout tidak dapat menggambarkan kompleksitas aliran pada fasilitas dengan banyak produk.
Dalam penelitian ini layout usulan dirancang ulang menggunakan modular dengan systematic layout planning (SLP) serta integrasi Production Flow Analysis (PFA), karena mengadopsi algoritma dan prinsip PFA ke dalam proses SLP dan menghilangkan dua keterbatasan SLP: (a) Ketidakmampuan menggunakan Product Routings sebagai input data, hanya menggunakan from to chart dan (b) ketidakmampuan dalam menghasilkan Hybrid layout yang mengkombinasikan Process dan Cellular Layout (Huang, 2003:3).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa modular layout menghasilkan 4 modul dan telah menurunkan jarak sebesar 26,5% dan OMH sebesar 16,4% dari layout awal. Dari segi flow complexity, layout usulan memiliki lebih sedikit dua aliran antar stasiun tidak berdekatan dibanding layout awal dan dari segi flexibility, layout usulan lebih fleksibel dibanding layout awal, desain modular menggunakan operation sequence sehingga tata letak dapat berfokus pada part, meskipun tingkat variasi produk tinggi layout tidak perlu berubah terus-menerus. Dan jika product mix berubah secara signifikan, maka perubahan dapat dilakukan dengan menghilangkan sebagian modul kemudian memasukan modulnya lainnya perlu merubah layout seluruhnya. Sehingga dapat dikatakan tata letak ususlan lebih efektif dan efisien dibanding tata letak awal dari segi OMH, flow complexity dan flexibility. PT. Tainan Enterprises Indonesia cabang Cianjur memproduksi berbagai jenis pakaian jadi, dengan sistem make to order. Process layout digunakan antar stasiun kerja sedngkan product layout digunakan pada mesin-mesin sewing di dalam stasiun kerja sewing dan line persiapan. Masalah yang terjadi adalah pengaturan ulang tata letak lantai produksi secara terus menerus secara order disebabkan ketidakmampuan layout awal dalam menangani kompleksitas aliran material dengan tingkat variasi tinggi, serta menyebabkan besarnya tingkat material handling.
Modular Layout merupakan jenis tata letak yang dirancang untuk sebuah sistem produksi dengan tingkat variasi tinggi, prinsipnya adalah membangun sebuah jaringan dari module layout yng tiap modulnya memiliki karakteristik tipe layout tertentu. Karena satu tipe layout tidak dapat menggambarkan kompleksitas aliran pada fasilitas dengan banyak produk.
Dalam penelitian ini layout usulan dirancang ulang menggunakan modular dengan systematic layout planning (SLP) serta integrasi Production Flow Analysis (PFA), karena mengadopsi algoritma dan prinsip PFA ke dalam proses SLP dan menghilangkan dua keterbatasan SLP: (a) Ketidakmampuan menggunakan Product Routings sebagai input data, hanya menggunakan from to chart dan (b) ketidakmampuan dalam menghasilkan Hybrid layout yang mengkombinasikan Process dan Cellular Layout (Huang, 2003:3).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa modular layout menghasilkan 4 modul dan telah menurunkan jarak sebesar 26,5% dan OMH sebesar 16,4% dari layout awal. Dari segi flow complexity, layout usulan memiliki lebih sedikit dua aliran antar stasiun tidak berdekatan dibanding layout awal dan dari segi flexibility, layout usulan lebih fleksibel dibanding layout awal, desain modular menggunakan operation sequence sehingga tata letak dapat berfokus pada part, meskipun tingkat variasi produk tinggi layout tidak perlu berubah terus-menerus. Dan jika product mix berubah secara signifikan, maka perubahan dapat dilakukan dengan menghilangkan sebagian modul kemudian memasukan modulnya lainnya perlu merubah layout seluruhnya. Sehingga dapat dikatakan tata letak ususlan lebih efektif dan efisien dibanding tata letak awal dari segi OMH, flow complexity dan flexibility. PT. Tainan Enterprises Indonesia cabang Cianjur memproduksi berbagai jenis pakaian jadi, dengan sistem make to order. Process layout digunakan antar stasiun kerja sedngkan product layout digunakan pada mesin-mesin sewing di dalam stasiun kerja sewing dan line persiapan. Masalah yang terjadi adalah pengaturan ulang tata letak lantai produksi secara terus menerus secara order disebabkan ketidakmampuan layout awal dalam menangani kompleksitas aliran material dengan tingkat variasi tinggi, serta menyebabkan besarnya tingkat material handling.
Modular Layout merupakan jenis tata letak yang dirancang untuk sebuah sistem produksi dengan tingkat variasi tinggi, prinsipnya adalah membangun sebuah jaringan dari module layout yng tiap modulnya memiliki karakteristik tipe layout tertentu. Karena satu tipe layout tidak dapat menggambarkan kompleksitas aliran pada fasilitas dengan banyak produk.
Dalam penelitian ini layout usulan dirancang ulang menggunakan modular dengan systematic layout planning (SLP) serta integrasi Production Flow Analysis (PFA), karena mengadopsi algoritma dan prinsip PFA ke dalam proses SLP dan menghilangkan dua keterbatasan SLP: (a) Ketidakmampuan menggunakan Product Routings sebagai input data, hanya menggunakan from to chart dan (b) ketidakmampuan dalam menghasilkan Hybrid layout yang mengkombinasikan Process dan Cellular Layout (Huang, 2003:3).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa modular layout menghasilkan 4 modul dan telah menurunkan jarak sebesar 26,5% dan OMH sebesar 16,4% dari layout awal. Dari segi flow complexity, layout usulan memiliki lebih sedikit dua aliran antar stasiun tidak berdekatan dibanding layout awal dan dari segi flexibility, layout usulan lebih fleksibel dibanding layout awal, desain modular menggunakan operation sequence sehingga tata letak dapat berfokus pada part, meskipun tingkat variasi produk tinggi layout tidak perlu berubah terus-menerus. Dan jika product mix berubah secara signifikan, maka perubahan dapat dilakukan dengan menghilangkan sebagian modul kemudian memasukan modulnya lainnya perlu merubah layout seluruhnya. Sehingga dapat dikatakan tata letak ususlan lebih efektif dan efisien dibanding tata letak awal dari segi OMH, flow complexity dan flexibility. PT. Tainan Enterprises Indonesia cabang Cianjur memproduksi berbagai jenis pakaian jadi, dengan sistem make to order. Process layout digunakan antar stasiun kerja sedngkan product layout digunakan pada mesin-mesin sewing di dalam stasiun kerja sewing dan line persiapan. Masalah yang terjadi adalah pengaturan ulang tata letak lantai produksi secara terus menerus secara order disebabkan ketidakmampuan layout awal dalam menangani kompleksitas aliran material dengan tingkat variasi tinggi, serta menyebabkan besarnya tingkat material handling.
Modular Layout merupakan jenis tata letak yang dirancang untuk sebuah sistem produksi dengan tingkat variasi tinggi, prinsipnya adalah membangun sebuah jaringan dari module layout yng tiap modulnya memiliki karakteristik tipe layout tertentu. Karena satu tipe layout tidak dapat menggambarkan kompleksitas aliran pada fasilitas dengan banyak produk.
Dalam penelitian ini layout usulan dirancang ulang menggunakan modular dengan systematic layout planning (SLP) serta integrasi Production Flow Analysis (PFA), karena mengadopsi algoritma dan prinsip PFA ke dalam proses SLP dan menghilangkan dua keterbatasan SLP: (a) Ketidakmampuan menggunakan Product Routings sebagai input data, hanya menggunakan from to chart dan (b) ketidakmampuan dalam menghasilkan Hybrid layout yang mengkombinasikan Process dan Cellular Layout (Huang, 2003:3).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa modular layout menghasilkan 4 modul dan telah menurunkan jarak sebesar 26,5% dan OMH sebesar 16,4% dari layout awal. Dari segi flow complexity, layout usulan memiliki lebih sedikit dua aliran antar stasiun tidak berdekatan dibanding layout awal dan dari segi flexibility, layout usulan lebih fleksibel dibanding layout awal, desain modular menggunakan operation sequence sehingga tata letak dapat berfokus pada part, meskipun tingkat variasi produk tinggi layout tidak perlu berubah terus-menerus. Dan jika product mix berubah secara signifikan, maka perubahan dapat dilakukan dengan menghilangkan sebagian modul kemudian memasukan modulnya lainnya perlu merubah layout seluruhnya. Sehingga dapat dikatakan tata letak ususlan lebih efektif dan efisien dibanding tata letak awal dari segi OMH, flow complexity dan flexibility. PT. Tainan Enterprises Indonesia cabang Cianjur memproduksi berbagai jenis pakaian jadi, dengan sistem make to order. Process layout digunakan antar stasiun kerja sedngkan product layout digunakan pada mesin-mesin sewing di dalam stasiun kerja sewing dan line persiapan. Masalah yang terjadi adalah pengaturan ulang tata letak lantai produksi secara terus menerus secara order disebabkan ketidakmampuan layout awal dalam menangani kompleksitas aliran material dengan tingkat variasi tinggi, serta menyebabkan besarnya tingkat material handling.
Modular Layout merupakan jenis tata letak yang dirancang untuk sebuah sistem produksi dengan tingkat variasi tinggi, prinsipnya adalah membangun sebuah jaringan dari module layout yng tiap modulnya memiliki karakteristik tipe layout tertentu. Karena satu tipe layout tidak dapat menggambarkan kompleksitas aliran pada fasilitas dengan banyak produk.
Dalam penelitian ini layout usulan dirancang ulang menggunakan modular dengan systematic layout planning (SLP) serta integrasi Production Flow Analysis (PFA), karena mengadopsi algoritma dan prinsip PFA ke dalam proses SLP dan menghilangkan dua keterbatasan SLP: (a) Ketidakmampuan menggunakan Product Routings sebagai input data, hanya menggunakan from to chart dan (b) ketidakmampuan dalam menghasilkan Hybrid layout yang mengkombinasikan Process dan Cellular Layout (Huang, 2003:3).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa modular layout menghasilkan 4 modul dan telah menurunkan jarak sebesar 26,5% dan OMH sebesar 16,4% dari layout awal. Dari segi flow complexity, layout usulan memiliki lebih sedikit dua aliran antar stasiun tidak berdekatan dibanding layout awal dan dari segi flexibility, layout usulan lebih fleksibel dibanding layout awal, desain modular menggunakan operation sequence sehingga tata letak dapat berfokus pada part, meskipun tingkat variasi produk tinggi layout tidak perlu berubah terus-menerus. Dan jika product mix berubah secara signifikan, maka perubahan dapat dilakukan dengan menghilangkan sebagian modul kemudian memasukan modulnya lainnya perlu merubah layout seluruhnya. Sehingga dapat dikatakan tata letak ususlan lebih efektif dan efisien dibanding tata letak awal dari segi OMH, flow complexity dan flexibility. PT. Tainan Enterprises Indonesia cabang Cianjur memproduksi berbagai jenis pakaian jadi, dengan sistem make to order. Process layout digunakan antar stasiun kerja sedngkan product layout digunakan pada mesin-mesin sewing di dalam stasiun kerja sewing dan line persiapan. Masalah yang terjadi adalah pengaturan ulang tata letak lantai produksi secara terus menerus secara order disebabkan ketidakmampuan layout awal dalam menangani kompleksitas aliran material dengan tingkat variasi tinggi, serta menyebabkan besarnya tingkat material handling.
Modular Layout merupakan jenis tata letak yang dirancang untuk sebuah sistem produksi dengan tingkat variasi tinggi, prinsipnya adalah membangun sebuah jaringan dari module layout yng tiap modulnya memiliki karakteristik tipe layout tertentu. Karena satu tipe layout tidak dapat menggambarkan kompleksitas aliran pada fasilitas dengan banyak produk.
Dalam penelitian ini layout usulan dirancang ulang menggunakan modular dengan systematic layout planning (SLP) serta integrasi Production Flow Analysis (PFA), karena mengadopsi algoritma dan prinsip PFA ke dalam proses SLP dan menghilangkan dua keterbatasan SLP: (a) Ketidakmampuan menggunakan Product Routings sebagai input data, hanya menggunakan from to chart dan (b) ketidakmampuan dalam menghasilkan Hybrid layout yang mengkombinasikan Process dan Cellular Layout (Huang, 2003:3).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa modular layout menghasilkan 4 modul dan telah menurunkan jarak sebesar 26,5% dan OMH sebesar 16,4% dari layout awal. Dari segi flow complexity, layout usulan memiliki lebih sedikit dua aliran antar stasiun tidak berdekatan dibanding layout awal dan dari segi flexibility, layout usulan lebih fleksibel dibanding layout awal, desain modular menggunakan operation sequence sehingga tata letak dapat berfokus pada part, meskipun tingkat variasi produk tinggi layout tidak perlu berubah terus-menerus. Dan jika product mix berubah secara signifikan, maka perubahan dapat dilakukan dengan menghilangkan sebagian modul kemudian memasukan modulnya lainnya perlu merubah layout seluruhnya. Sehingga dapat dikatakan tata letak ususlan lebih efektif dan efisien dibanding tata letak awal dari segi OMH, flow complexity dan flexibility. PT. Tainan Enterprises Indonesia cabang Cianjur memproduksi berbagai jenis pakaian jadi, dengan sistem make to order. Process layout digunakan antar stasiun kerja sedngkan product layout digunakan pada mesin-mesin sewing di dalam stasiun kerja sewing dan line persiapan. Masalah yang terjadi adalah pengaturan ulang tata letak lantai produksi secara terus menerus secara order disebabkan ketidakmampuan layout awal dalam menangani kompleksitas aliran material dengan tingkat variasi tinggi, serta menyebabkan besarnya tingkat material handling.
Modular Layout merupakan jenis tata letak yang dirancang untuk sebuah sistem produksi dengan tingkat variasi tinggi, prinsipnya adalah membangun sebuah jaringan dari module layout yng tiap modulnya memiliki karakteristik tipe layout tertentu. Karena satu tipe layout tidak dapat menggambarkan kompleksitas aliran pada fasilitas dengan banyak produk.
Dalam penelitian ini layout usulan dirancang ulang menggunakan modular dengan systematic layout planning (SLP) serta integrasi Production Flow Analysis (PFA), karena mengadopsi algoritma dan prinsip PFA ke dalam proses SLP dan menghilangkan dua keterbatasan SLP: (a) Ketidakmampuan menggunakan Product Routings sebagai input data, hanya menggunakan from to chart dan (b) ketidakmampuan dalam menghasilkan Hybrid layout yang mengkombinasikan Process dan Cellular Layout (Huang, 2003:3).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa modular layout menghasilkan 4 modul dan telah menurunkan jarak sebesar 26,5% dan OMH sebesar 16,4% dari layout awal. Dari segi flow complexity, layout usulan memiliki lebih sedikit dua aliran antar stasiun tidak berdekatan dibanding layout awal dan dari segi flexibility, layout usulan lebih fleksibel dibanding layout awal, desain modular menggunakan operation sequence sehingga tata letak dapat berfokus pada part, meskipun tingkat variasi produk tinggi layout tidak perlu berubah terus-menerus. Dan jika product mix berubah secara signifikan, maka perubahan dapat dilakukan dengan menghilangkan sebagian modul kemudian memasukan modulnya lainnya perlu merubah layout seluruhnya. Sehingga dapat dikatakan tata letak ususlan lebih efektif dan efisien dibanding tata letak awal dari segi OMH, flow complexity dan flexibility. PT. Tainan Enterprises Indonesia cabang Cianjur memproduksi berbagai jenis pakaian jadi, dengan sistem make to order. Process layout digunakan antar stasiun kerja sedngkan product layout digunakan pada mesin-mesin sewing di dalam stasiun kerja sewing dan line persiapan. Masalah yang terjadi adalah pengaturan ulang tata letak lantai produksi secara terus menerus secara order disebabkan ketidakmampuan layout awal dalam menangani kompleksitas aliran material dengan tingkat variasi tinggi, serta menyebabkan besarnya tingkat material handling.
Modular Layout merupakan jenis tata letak yang dirancang untuk sebuah sistem produksi dengan tingkat variasi tinggi, prinsipnya adalah membangun sebuah jaringan dari module layout yng tiap modulnya memiliki karakteristik tipe layout tertentu. Karena satu tipe layout tidak dapat menggambarkan kompleksitas aliran pada fasilitas dengan banyak produk.
Dalam penelitian ini layout usulan dirancang ulang menggunakan modular dengan systematic layout planning (SLP) serta integrasi Production Flow Analysis (PFA), karena mengadopsi algoritma dan prinsip PFA ke dalam proses SLP dan menghilangkan dua keterbatasan SLP: (a) Ketidakmampuan menggunakan Product Routings sebagai input data, hanya menggunakan from to chart dan (b) ketidakmampuan dalam menghasilkan Hybrid layout yang mengkombinasikan Process dan Cellular Layout (Huang, 2003:3).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa modular layout menghasilkan 4 modul dan telah menurunkan jarak sebesar 26,5% dan OMH sebesar 16,4% dari layout awal. Dari segi flow complexity, layout usulan memiliki lebih sedikit dua aliran antar stasiun tidak berdekatan dibanding layout awal dan dari segi flexibility, layout usulan lebih fleksibel dibanding layout awal, desain modular menggunakan operation sequence sehingga tata letak dapat berfokus pada part, meskipun tingkat variasi produk tinggi layout tidak perlu berubah terus-menerus. Dan jika product mix berubah secara signifikan, maka perubahan dapat dilakukan dengan menghilangkan sebagian modul kemudian memasukan modulnya lainnya perlu merubah layout seluruhnya. Sehingga dapat dikatakan tata letak ususlan lebih efektif dan efisien dibanding tata letak awal dari segi OMH, flow complexity dan flexibility. PT. Tainan Enterprises Indonesia cabang Cianjur memproduksi berbagai jenis pakaian jadi, dengan sistem make to order. Process layout digunakan antar stasiun kerja sedngkan product layout digunakan pada mesin-mesin sewing di dalam stasiun kerja sewing dan line persiapan. Masalah yang terjadi adalah pengaturan ulang tata letak lantai produksi secara terus menerus secara order disebabkan ketidakmampuan layout awal dalam menangani kompleksitas aliran material dengan tingkat variasi tinggi, serta menyebabkan besarnya tingkat material handling.
Modular Layout merupakan jenis tata letak yang dirancang untuk sebuah sistem produksi dengan tingkat variasi tinggi, prinsipnya adalah membangun sebuah jaringan dari module layout yng tiap modulnya memiliki karakteristik tipe layout tertentu. Karena satu tipe layout tidak dapat menggambarkan kompleksitas aliran pada fasilitas dengan banyak produk.
Dalam penelitian ini layout usulan dirancang ulang menggunakan modular dengan systematic layout planning (SLP) serta integrasi Production Flow Analysis (PFA), karena mengadopsi algoritma dan prinsip PFA ke dalam proses SLP dan menghilangkan dua keterbatasan SLP: (a) Ketidakmampuan menggunakan Product Routings sebagai input data, hanya menggunakan from to chart dan (b) ketidakmampuan dalam menghasilkan Hybrid layout yang mengkombinasikan Process dan Cellular Layout (Huang, 2003:3).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa modular layout menghasilkan 4 modul dan telah menurunkan jarak sebesar 26,5% dan OMH sebesar 16,4% dari layout awal. Dari segi flow complexity, layout usulan memiliki lebih sedikit dua aliran antar stasiun tidak berdekatan dibanding layout awal dan dari segi flexibility, layout usulan lebih fleksibel dibanding layout awal, desain modular menggunakan operation sequence sehingga tata letak dapat berfokus pada part, meskipun tingkat variasi produk tinggi layout tidak perlu berubah terus-menerus. Dan jika product mix berubah secara signifikan, maka perubahan dapat dilakukan dengan menghilangkan sebagian modul kemudian memasukan modulnya lainnya perlu merubah layout seluruhnya. Sehingga dapat dikatakan tata letak ususlan lebih efektif dan efisien dibanding tata letak awal dari segi OMH, flow complexity dan flexibility.
Tidak tersedia versi lain